Kepala DTPHP Kutim Siapkan Program GAP untuk Tingkatkan Nilai Ekonomi Pisang Kepok Grecek

Sangatta, Etensi.com – Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Kutai Timur (DTPHP Kutim) Dyah Ratnaningrum berupaya memaksimalkan potensi pisang Kepok Grecek, salah satu komoditi andalan dari Kutim. Salah satunya dengan menerapkan program Good Agricultural Practices (GAP) atau praktik pertanian yang baik.

Dyah menjelaskan, GAP ini bakal digarap dengan tiga tujuan, yaitu:

  • Jangka pendek:
    • Membuat komitmen dengan stakeholder (petani dan gabungan kelompok tani pisang Kepok Grecek) untuk melakukan budidaya pisang Kepok Grecek, dengan menerapkan GAP dan menetapkan Kawasan atau Kampung Pisang Kepok Grecek Kabupaten Kutai Timur dengan SK (surat keputusan) Bupati Kutim.
  • Jangka menengah:
    • Membangun sarana prasarana budidaya pisang Kepok Grecek berupa jalan usaha tani (JUT) dan Jaringan irigasi tersier (JIT), alat pascapanen serta alat angkut.
    • Melaksanakan program-program pembuatan produk-produk olahan pisang Kepok Grecek.
    • Mengatur indikasi geografis pisang Kepok Grecek dan mendapatkan sertifikat GAP dalam budidayanya.
  • Jangka panjang:
    • Terwujudnya Kabupaten Kutai Timur sebagai sentra pisang Kepok Grecek nasional yang bersertifikat Good Agriculture Practice (GAP).

Dyah memaparkan, manfaat dari rencana ini terbagi dua, yaitu:

  • Manfaat internal bagi PD:
    • Meningkatkan kinerja DTPHP melalui kepemimpinan strategis.
    • Menyiapkan dokumen rencana kerja (renja) yang lebih fokus untuk bidang hortikultura.
    • Memperlancar pelaksanaan program pengembangan pertanian khususnya pisang Kepok Grecek.
  • Manfaat eksternal bagi masyarakat dan Stakeholder:
    • Memperkuat kelembagaan petani atau kelompok tani.
    • Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi pertanian.
    • Meningkatkan kesejahteraan petani.

Dyah yakin, dengan menerapkan GAP, maka sistem budidaya yang dilakukan memberikan banyak manfaat baik terhadap produk yang dihasilkan pekerja. Selain itu pula mampu meminimalisir cemaran terhadap lingkungan sekitar.

“Komitmen dari petani atau kelompok tani sebagai pelaku utama dari budidaya pisang Kepok Grecek ini akan sangat menentukan keberhasilan dari pelaksanaan Good Agriculture Practices,” tutupnya. (E1/Adv)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup