Pandi Widiarto Serap Aspirasi Warga Dapil 1, Kelangkaan Gas Elpiji Jadi Sorotan
SANGATTA, ETENSI.COM – Anggota DPRD Kutai Timur, Pandi Widiarto, melaksanakan reses perdana di Aula TPA Masjid Annur G House, Swarga Bara pada Minggu, 17 November 2024, pukul 13.00 WITA. Reses ini bertujuan untuk mendengarkan langsung aspirasi dari warga di Daerah Pemilihan (Dapil) 1, yang mencakup wilayah Sangatta Utara, Teluk Lingga, Swarga Bara, dan Singa Gembara.
Dalam pertemuan tersebut, berbagai isu menarik perhatian warga, seperti kemacetan jalan, pengelolaan sampah, penataan pemukiman penduduk, kesejahteraan pekerja angkutan umum (angkot), hingga masalah kelangkaan gas elpiji.
Salah satu warga Swarga Bara, Darwis, menyampaikan keluhan mengenai kelangkaan gas elpiji yang terjadi dalam seminggu terakhir. Menurutnya, masyarakat harus mencari gas di luar wilayah mereka dengan harga yang jauh lebih tinggi daripada harga normal. “Harga gas yang biasanya Rp30 ribu, kini bisa mencapai Rp40 ribu,” ungkap Darwis.
Darwis menambahkan, akibat sulit dan mahalnya mendapatkan gas, beberapa warga terpaksa beralih menggunakan kayu api untuk memasak. Ia berharap pemerintah dan dinas terkait dapat segera menanggulangi kelangkaan ini dan mencegah adanya praktik spekulasi yang merugikan masyarakat.
“Harapannya, gas bisa didapatkan dengan mudah dan harga yang wajar, jangan ada permainan harga yang merugikan masyarakat,” tambah Darwis.
Mendengar keluhan tersebut, Pandi Widiarto menegaskan akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mencari solusi terhadap kelangkaan gas elpiji di wilayah tersebut. Jika masalah ini tidak segera teratasi, Pandi berjanji akan menggunakan fungsi pengawasan DPRD untuk memantau dan menindaklanjuti permasalahan ini.
“Pemerintah harus memastikan tidak ada permainan harga yang menguntungkan pihak tertentu. Kami akan panggil supplier untuk mencari tahu kendalanya dan mencari solusi bersama,” tegas Pandi.
Sebagai solusi jangka panjang, Pandi juga mengusulkan penerapan Jaringan Gas Bumi (Jargas) untuk rumah tangga, yang sudah berhasil diterapkan di beberapa daerah lain, termasuk Kota Bontang.
“Jika kita terus bergantung pada supplier, siapa yang akan bertanggung jawab? Sebaiknya kita siapkan opsi konkret dengan membuka Jargas untuk Sangatta, sebagai contoh perubahan yang bisa diikuti oleh daerah lain,” paparnya.
Dengan adanya reses ini, Pandi berharap dapat mengakomodasi aspirasi warga dan mendorong langkah-langkah konkret untuk memperbaiki kondisi yang ada, terutama terkait kelangkaan gas elpiji yang memengaruhi kesejahteraan masyarakat.(RH/Adv-DPRD)