Sukses Bimtek ATS: Disdikbud Kutim Puji Gerak Cepat PKBM Ambalat Mulia Rantau Pulung
SANGATTA, ETENSI.COM —Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus memperkuat upaya penanganan masalah Anak Tidak Sekolah (ATS) yang masih menjadi tantangan serius di wilayah tersebut. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah melalui peningkatan kualitas data pendidikan dengan memberdayakan para operator.
Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Optimalisasi Data Pendidikan untuk Penanganan ATS melalui Pemberdayaan Operator Dapodik telah sukses diselenggarakan oleh Disdikbud Kutim pada Rabu hingga Jumat, 8 s.d. 10 Oktober 2025, bertempat di Hotel Royal Victoria, Sangatta Utara.
Acara ini melibatkan seluruh operator dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Kutim.

Plt. Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan PNF Disdikbud Kutim, Heri Purwanto, menjelaskan bahwa Bimtek ini bertujuan mengoptimalkan peran operator Dapodik serta lembaga pendidikan nonformal (PKBM dan SKB) dalam menangani anak yang berisiko maupun yang sudah tidak sekolah.
”Dengan mengundang seluruh operator SKB dan PKBM, kami membekali mereka dengan rencana tindak lanjut dari materi yang sudah didapat, yang kebetulan kami datangkan narasumber langsung dari Pusdatin (Pusat Data dan Informasi) Kemendikbudristek,” ujar Heri Purwanto.
Dari tindak lanjut Bimtek tersebut, salah satu lembaga menunjukkan inisiatif yang luar biasa, yakni PKBM Ambalat Mulia dari Kecamatan Rantau Pulung. Heri Purwanto memberikan apresiasi khusus atas gerak cepat yang dilakukan PKBM tersebut.
“Ini ada salah satu yang menarik. PKBM Ambalat Mulia langsung menindaklanjuti itu dengan berbagai kegiatan,” kata Heri.
Yang lebih menarik, dalam program jemput bola ini, PKBM Ambalat Mulia tidak hanya melibatkan pengurus, tetapi juga para warga belajar yang sudah menjadi bagian dari PKBM.
”Warga belajar itu dilibatkan dalam program ‘jempol’ itu. Dan ini wajib dicontoh sebenarnya oleh PKBM-PKBM yang lain, karena dengan begini ketika kita semua bergerak, maka angka anak tidak sekolah itu dapat dengan cepat kita tekan,” tegas Heri Purwanto.
Heri berharap aksi nyata ini dapat meningkatkan kualitas layanan pendidikan nonformal secara keseluruhan. “Saya ucapkan terima kasih kepada PKBM Ambalat Mulia yang sudah menginspirasi dan berharap ini dapat dijadikan contoh dan diikuti oleh PKBM-PKBM yang lain,” tutup Heri.
Sementara itu, Ketua Pengelola PKBM Ambalat Mulya, Jumadil, membenarkan bahwa tindak lanjut yang cepat ini fokus pada penjangkauan masyarakat yang masuk dalam data ATS.
“Kami membentuk semacam ‘Squad Ambal Mulya’. Nanti squad inilah yang akan mencoba menyasar siapa masyarakat yang putus sekolah,” kata Jumadil,
Ia menjelaskan bahwa tim khusus tersebut bahkan telah dilengkapi dengan rompi khusus untuk mempermudah identifikasi dan pendataan di lapangan.
Jumadil menambahkan, momen pelatihan keterampilan juga dimanfaatkan timnya untuk menyosialisasikan program pendidikan kesetaraan.
“Disampaikan juga kepada pendataan-pendataan bilamana ada keluarga mereka atau masyarakat mereka yang putus sekolah bisa ikut gabung di PKBM,” jelasnya.
PKBM Ambalat Mulya ingin mengubah stigma bahwa pendidikan nonformal tidak hanya sekadar mendapat ijazah, tetapi juga membekali keterampilan hidup.
“Harapannya, khusus untuk anak tidak sekolah, bisa sekolah kembali, mendapatkan pendidikan yang layak… mendapatkan skill yang bisa mendukung keterampilan hidup mereka,” tutup Jumadil.
