Faizal Rachman Dukung Gerakan Beli Beras Petani Lokal Bagi ASN

Sangatta – Faizal Rachman anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), ia mengungkapkan apresiasi mengenai program pemerintah yang masih tetap berjalan yakni gerakan membeli beras lokal oleh ASN Kutim, sebagai bentuk dukungan produk lokal khususnya para petani.
“Namun, jangan hanya sebatas membeli namun harus di barengi dengan sikap bela, khususnya kepada para petani kita yang terus menanam,“ pintanya.
Membeli beras sebanyak 10 kilogram per orang yang diwajibkan pemerintah terhadap para ASN dapat membantu petani serta meningkatkan produk lokal hal ini perlu dijalakan secara konsisten sebagai perbandingan jika setiap ASN mampu membeli beras 10 kilogram perbuan dikalikan dengan julan ASN kutim 6 ribu maka dapat menyerap 60 ton beras lokal
“Gerakan itu, pembelian beras lokal Kaubun oleh PNS kita kan sudah berjalan, saya rasa jika konsisten maka setiap bulan akan terakomodir 6 ribu PNS kita dikali 10 kilo,” ungkapnya saat ditemui di Kantor DPRD Kutim, Kawasan Bukit Pelangi, Sangatta, Senin (11/7/2022).
Politisi dari Partai Moncong Putih ini juga sependapat terkait kualitas beras yang masih kalah dengan produk dari luar, namun dia tak mempersoalkan karena dirinya sampai hari ini juga masih mengkonsumsi beras asal Kecamatan Kaubun tersebut, menurutnya beras lokal tersebut hanya kalah dari sisi penampilan luar tapi soal kualitas rasa tak diragukan.
“Seharusnya soal kualitas tidak usah jadi masalah, tapi lebih kepada ini salah satu wujud untuk membela produk petani kita,” terangnya.
Jika kualitas beras yang menjadi persoalan utama, maka sudah sewajarnya jika peran pemerintah harus maju dan menjadi garda terdepan untuk menyiapkan daya dukungnya agar para petani dapat meningkatkan kualitas berasnya, sehingga mampu bersaing dengan produk dari luar daerah baik.
“Saya rasa pemerintah harus hadir, agar produksi beras petani bisa sejajar dan mampu menghasilkan kualitas premium, karena saat ini mereka masih menggunakan metode tradisional,” pungkasnya.
![]()








