Hepnie Armansyah : Meminta Pemkab Kutim Jalin Kerjasama dengan Swasta terkait Beras kaubun

Anggota DPRD Kutim Hepnie Armansyah

KUTAI TIMUR- Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) berupaya mengajak para ASN untuk membeli beras petani dari Kecamatan Kaubun yang mengalami surplus (kelebihan produksi) karena terkendala harga dan kualitas yang masih kalah jauh dengan beras dari luar daerah, di nilai tidak bisa menjadi jawaban yang benar-benar di harapkan oleh para petani.

Anggota DPRD Hepnie Armansyah memberikan tanggapan mengenai permasalahan beras kaubun seharunya pemerintah dapat memberikan kepastian pasar kepada petani sehingga tidak terjadinya surplus produksi. “Makanya dari awal saya bilang, kalau kita mau menanam pikirkan dulu pasarnya, “ ujar Anggota DPRD Kutim, Hepnie Armansyah kepada awak media Jumat (8/7/2022)

Menurutnya, kebijakan Pemkab Kutim mengajak seluruh pegawaianya untuk ikut membantu membeli beras dari para petani di Kaubun tidak bisa dijadikan sebagai solusi jangka panjang untuk bisa mengatasi permasalahan tersebut. Diketahui untuk hasil panen pada tahun 2021 Kutim mengalami Surplus produksi beras sebanyak 290 ton.

selain itu, dirinya juga meminta pemerintah untuk menjalin kemitraan dengan pihak swasta dalam hal ini mengajak peran serta perusahaan yang beroperasi di wilayah Kutim untuk ikut andil membantu para petani dengan membeli beras asal desa Bumi Rapak dan Cipta Graha Kecamatan Kaubun. Selain kualitas beras juga harus di tingkatkan.

Politisi Partai Persatuan Pembangunan yang duduk di Komisi B tersebut menilai, biaya produksi yang tinggi menjadi salah satu alasan kenapa harga beras yang di patok oleh para petani tidak bisa bersaing dengan beras dari luar daerah yang lebih rendah serta memiliki kualitas jauh lebih baik.

“Selain harga pupuk yang semakin naik, akses jalan juga mempengaruhi biaya yang harus di keluarkan oleh para petani untuk distribusi hasil panen, nah itu dulu harus di beresin,” terangnya.

Dirinya meminta Badan Perencanaan Pembanguna Daerah (Bapedda) Kutim sebagai leading sektor untuk tidak mengesampingkan infrastruktur terutama jalan usaha tani sebagai daya dukung para petani mendistribusikan hasil pertanianya. dengan kata lain, apabila akses jalan produksi tersebut mendukung, para petani bisa menekan biaya produksi dan sebagian modalnya dapat di alihkan untuk meningkatkan kualitas hasil pertanianya.

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup