Anak Disabilitas Masih Terpinggirkan, Kadis DP3A Kutim Minta OPD Beri Ruang dan Akses yang Adil
Kutai Timur – Perhatian terhadap anak-anak disabilitas kembali menjadi sorotan dalam Forum Group Discussion (FGD) Anggaran Responsif Gender (ARG) yang digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutai Timur. Kegiatan ini menekankan pentingnya pembangunan yang inklusif, di mana setiap anak, termasuk kelompok disabilitas, memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi.
Kepala Dinas DP3A, Idham Cholid, menegaskan bahwa selama ini anak-anak disabilitas masih kerap terabaikan dalam berbagai program pemerintah, terutama dalam kegiatan yang seharusnya terbuka bagi semua kalangan.
Banyak kegiatan OPD secara tidak sadar hanya memberi ruang bagi anak-anak tanpa keterbatasan, sehingga anak-anak disabilitas jarang memiliki kesempatan tampil atau mengekspresikan bakat mereka.
“Kesempatan itu sering tidak diberikan. Padahal mereka punya semangat, punya kemampuan, hanya butuh ruang untuk menunjukkan diri,” ujar Idham.
Ia menambahkan, pemerintah tidak hanya bertugas menyediakan fasilitas dasar, tetapi juga memastikan akses yang setara dalam setiap kegiatan. Fasilitas publik dan kegiatan dinas harus dirancang agar ramah disabilitas sehingga semua warga dapat berpartisipasi tanpa hambatan.
Idham menekankan bahwa perhatian terhadap penyandang disabilitas juga menjadi bagian dari penerapan anggaran responsif gender. ARG tidak hanya terkait perempuan, tetapi juga memastikan kelompok rentan, termasuk anak disabilitas, mendapatkan akses pembangunan yang setara.
“Kita harus memberi ruang agar mereka bisa berkembang. Jangan sampai mereka merasa tidak dianggap,” tegasnya.
DP3A berharap setiap OPD mulai mengevaluasi kegiatan mereka dan memberikan porsi khusus bagi anak-anak disabilitas, sehingga mereka dapat tumbuh percaya diri dan memiliki kesempatan yang sama dalam berbagai aktivitas sosial maupun pemerintahan.
Langkah ini diharapkan memperkuat komitmen Kutim terhadap layanan inklusif dan pembangunan berkeadilan.ADV
