Kutim Terapkan ESG, Ardiansyah Ingatkan Risiko Tanpa Perencanaan Tambang
SANGATTA – Kutai Timur (Kutim) membangun standar ESG (Environment, Social, Governance) di sektor pertambangan. Hal itu mengemuka dalam Seminar Nasional bertema “Optimalisasi Keberlanjutan Tambang Menuju Kemandirian Ekonomi Masyarakat di Era Pascatambang” yang digelar PERHAPI Kutim di Ruang Meranti. Seminar ini dihadiri Dirjen Minerba Kementerian ESDM Tri Winarno secara daring serta Ketua Umum PERHAPI Nasional Sudirman Widhy Hartono.
Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman dalam sambutannya, menegaskan perlunya kebijakan keberlanjutan sejak tambang masih beroperasi. Ia mengingatkan bahwa banyak daerah tambang di Indonesia gagal bertransformasi setelah masa operasional berakhir.
“Keberlanjutan ekonomi dan lingkungan di wilayah tambang harus dimulai ketika tambang masih berjalan, bukan setelahnya,” tegasnya.
Ardiansyah menyampaikan sejumlah langkah yang sudah ditempuh Kutim untuk memastikan ekonomi berkelanjutan sejak operasional tambang. Mulai dari pemanfaatan void tambang menjadi sumber air bersih dan sentra pertanian hingga penguatan kolaborasi antara pemerintah daerah, BUMD, koperasi, dan perusahaan tambang.
Ia menegaskan ESG merupakan satu-satunya jalan untuk memastikan tambang memberi manfaat jangka panjang, bukan hanya keuntungan sesaat.
Dirjen Minerba Tri Winarno mengapresiasi inisiatif Kutim yang dinilai sejalan dengan penguatan tata kelola pertambangan nasional. Menurutnya, ESG akan meningkatkan efisiensi, transparansi, serta partisipasi masyarakat lokal dalam proses tambang. “Kutai Timur menjadi contoh daerah yang berpikir jauh ke depan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PERHAPI Nasional Sudirman Widhy Hartono menyebut Kutim sebagai daerah dengan komitmen nyata terhadap keberlanjutan. “Tambang tidak boleh meninggalkan jejak luka sosial. ESG adalah jembatan antara tanggung jawab ekonomi dan kemanusiaan,” tuturnya. (ADV)
Tinggalkan Balasan
