DPPKB Kutim, Sukses Tekan Angka Stunting
SANGATTA, ETENSI.COM – Kabupaten Kutai Timur berhasil mencatatkan penurunan signifikan dalam jumlah keluarga berisiko stunting sepanjang tahun 2024. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur, Achmad Junaidi B, pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 yang digelar di Ruang Akasia, GSG Sangatta Utara, Selasa (15/10/2024).
“Berdasarkan data dari Audit Kasus Stunting (AKS), jumlah keluarga berisiko stunting di Kutai Timur tercatat menurun dari 19.900 keluarga pada semester kedua tahun 2023 menjadi 12.362 keluarga pada akhir September 2024. Penurunan ini menunjukkan ada pengurangan sebanyak 3.124 keluarga sejak Juni 2024. Di samping itu, jumlah anak yang mengalami stunting di daerah ini juga menunjukkan penurunan dari 1.801 anak pada Juni 2024 menjadi 1.748 anak pada akhir September 2024,” ujar Achmad Junaidi.
Meskipun mengalami penurunan, kata Junaidi, Kecamatan Muara Bengkal masih mencatatkan jumlah anak stunting tertinggi dengan 224 anak, sementara Kecamatan Batu Ampar mencatatkan jumlah terendah dengan hanya 5 anak stunting.
Junaidi menekankan pentingnya kerja sama antara semua pihak, termasuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di tingkat Kabupaten, Kecamatan, dan Desa, untuk memastikan penurunan kasus stunting dapat tercapai lebih cepat.
“Ini adalah tugas yang berat yang harus kita selesaikan bersama, khususnya oleh TPPS,” ungkap Junaidi.
Ia juga menekankan beberapa langkah penting dalam penanganan stunting, seperti penyuluhan kepada ibu hamil dan balita, penggunaan alat pengukur standar antropometri, serta intervensi gizi pada ibu hamil dan balita yang bermasalah.
Selain itu, Junaidi menegaskan pentingnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap intervensi gizi yang telah dilakukan, agar dapat memastikan pelaksanaan kebijakan berjalan efektif dan sesuai dengan harapan. Ia juga menyarankan agar seluruh ibu hamil dan balita mendapatkan edukasi secara berkala di posyandu dan hasil penimbangan dicatat dengan benar untuk memantau perkembangan status gizi mereka.
Kegiatan Harganas yang bertema “Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas: Indonesia Bebas Stunting” ini, sejalan dengan upaya pemerintah pusat dalam memperkuat ketahanan keluarga dan menanggulangi masalah stunting di Indonesia.
Sebelumnya saat sambutannya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kutai Timur, Rizali Hadi, yang mewakili Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Kutai Timur, Agus Hari Kesuma, menyampaikan peran keluarga sangat penting dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul, terutama melalui pengurangan angka stunting.
“Kesadaran akan pentingnya perencanaan pernikahan dan kehamilan yang baik, serta pola asuh yang sehat, adalah landasan untuk memastikan anak-anak kita tumbuh dengan sehat dan siap menghadapi masa depan,”tegasnya.
Rizali juga menekankan pentingnya sinkronisasi data antara semua instansi terkait dalam menangani masalah stunting. Menurutnya, kebijakan daerah yang dilaksanakan tanpa adanya koordinasi yang baik antar dinas bisa berdampak buruk bagi efektivitas penurunan angka stunting.
“Data yang akurat dan valid sangat penting agar kebijakan yang diambil tepat sasaran,” tambahnya.
Tak lupa, Rizali memberikan apresiasi terhadap program DPPKB Kutai Timur, khususnya program Generasi Berencana (GenRe), yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya generasi yang sehat, cerdas, dan kuat. Ia berharap masyarakat Kutai Timur dapat lebih memahami dan mendukung program ini demi masa depan anak-anak yang lebih baik.
Meskipun perjalanannya masih panjang, penurunan signifikan kasus stunting di Kabupaten Kutai Timur ini menunjukkan adanya kemajuan yang signifikan dalam upaya meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan keluarga. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lainnya untuk lebih serius dalam menangani masalah gizi buruk dan stunting demi menciptakan generasi yang lebih baik. Dengan adanya komitmen bersama dari pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, Kutai Timur diharapkan dapat mewujudkan visi bebas stunting pada masa mendatang.
Tinggalkan Balasan